.
Penemuan Ilmiah Tata Surya Jagat Raya
Ledakan Bintang 11 Miliar Tahun Lalu Terdeteksi
JAKARTA, KOMPAS.com — Para astronom mengklaim menemukan ledakan bintang (supernova) terjauh yang pernah terdeteksi, sebuah serpihan bintang raksasa yang terbentuk sekitar 11 miliar tahun silam.
Mengacu pada keyakinan bahwa alam semesta terbentuk 13,7 miliar tahun silam, supernova itu merupakan salah satu fenomena ledakan bintang pertama pada awal-awal penciptaan. Ledakan bintang tertua yang tercatat sebelumnya terjadi sekitar enam miliar tahun lalu.
Temuan terbaru ledakan bintang tersebut dimungkinkan melalui teknik baru, yang memungkinkan para ahli kosmologi (cabang ilmu astronomi yang menyelidiki asal-usul alam semesta) mendeteksi ledakan bintang bermiliar tahun silam. Namun, tidak dijelaskan teknik baru semacam apa yang diterapkan.
Yang jelas, bekas ledakan bintang tersebut terdeteksi setelah para astronom membandingkan banyak gambar yang diambil beberapa tahun lalu dari bagian-bagian langit. Metode perbandingan melalui banyak gambar tersebut memudahkan astronom melihat obyek jagat raya yang berubah cahaya terangnya dari waktu ke waktu.
Ledakan bintang diikuti cahaya yang sangat terang, hingga berjuta-juta kali terangnya dibandingkan dengan terang semula. Saking terangnya, fenomena tersebut dikabarkan dapat terlihat dari galaksi lain yang super jauh.
Supernova sekaligus menandai tamatnya usia bintang yang bersangkutan karena kehabisan bahan bakar. Ketika meledak, bintang mengirimkan gelombang kejut yang bergema di sekitar galaksi.
Ledakan itu mendistribusikan berbagai elemen yang lebih berat daripada oksigen, seperti besi, kalsium, dan silikon, serta memperkaya awan-awan molekuler yang selama berabad lamanya bersama membentuk sistem-sistem bintang baru.
sumber: kompas.com, 10 Juli 2009
LUBANG HITAM SUPERMASIH
space.com
CALIFORNIA, Lubang hitam supermasif ditemukan relatif dekat dengan galaksi raksasa M87, berjarak 50 juta tahun cahaya. Kemasifan
blackhole atau sering disebut bintang hantu itu dua hingga tiga kali dibandingkan dengan yang pernah dibayangkan sebelumnya.
”Beratnya 6,4 miliar kali dibandingkan massa Matahari,” ujar Karl Gebhardt dari Universitas Texas di Austin, Amerika Serikat. Penemuan ini dilaporkan dalam pertemuan ke-214 Masyarakat Astronomi Amerika (AAS), Selasa (9/6) di California AS.
”Penemuan ini penting untuk mengetahui hubungan antara lubang hitam dan galaksi-galaksi,” kata Jens Thomas, peneliti di bidang Fisika Ekstraterestrial dari the Max Planck Institute Jerman. Dengan mengetahui hubungan ini, dapat diketahui lebih baik tentang pembentukan dan pertumbuhan galaksi-galaksi atau quasar yang tergolong kolosal sekitar 10 miliar massa Matahari.
Massa baru dari M87 berbasiskan sebuah model observasi terbaru dari Teleskop Gemini Utara di Hawaii, AS, dan didukung oleh teleskop sangat besar milik European Southern Observatory di Cile.
Sumber: Kompas.com RABU, 10 JUNI 2009
GALAKSI BIMASAKTI DAN ANDROMEDA MENDEKAT
nasa.gov – rekaan galaksi
JAKARTA, Data dari peneropongan puluhan teleskop raksasa di dunia telah mengungkap proses yang terjadi di jagat raya. Diketahui Galaksi Bimasakti dan Andromeda atau M31 bergerak mendekat. Dalam dua miliar tahun, dua galaksi itu akan mulai bertabrakan. Saat itu akan mengakibatkan kiamat bagi bumi yang berada di Galaksi Bimasakti.
Hal ini dilontarkan Tony Seno Hartono selaku National Technology Officer Microsoft Indonesia seusai penyerahan perangkat World Wide Telescope (WWT) kepada Direktur Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP Iptek) Finarya Legoh di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (10/6).
Perangkat WWT terdiri atas teleskop elektron yang dihubungkan dengan sistem komputer interaktif. Di dalamnya berisi database yang memuat paduan gambar benda-benda di antariksa yang diambil dari 21 teleskop yang tersebar di dunia. Pemaduan gambar yang jumlahnya mencapai jutaan itu dilakukan Jim Crey dari Microsoft. Data yang diberikan NASA untuk WWT atau publik merupakan data pemantauan enam bulan silam, kata Tony.
Dengan memadukan hasil peneropongan ini, selain kemungkinan tabrakan antargalaksi juga diketahui, bulan ternyata bergerak menjauh 3 sentimeter per hari. ”Dengan demikian, pada suatu ketika kita tak lagi melihat bulan dari permukaan Bumi dengan mata telanjang,” ujar Tony.
Staf Ahli Menteri Negara Riset dan Teknologi Engkos Koswara menjelaskan, selain ditempatkan di PP Iptek, perangkat WWT lebih dulu dioperasikan di Teropong Bintang Bosscha, Lembang, sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa Astronomi ITB. Perangkat WWT pertama kali diperkenalkan Bill Gates kepada Presiden RI ketika berkunjung ke Jakarta beberapa tahun lalu.
Dalam sambutannya, Finarya mengatakan, selain WWT di PP Iptek juga terdapat galeri astronomi dan beberapa teleskop matahari yang bisa digunakan pengunjung. Dalam menyambut tahun Astronomi Internasional pada 2009, PP Iptek juga menggelar beberapa kegiatan terkait, antara lain perkemahan siswa untuk melakukan peneropongan bintang malam hari.
Kompas.com KAMIS, 11 JUNI 2009
MISI PENCARIAN PLANET BARU MIRIP BUMI
KOMPAS.COM MINGGU, 19 APRIL 2009
PASADENA, KOMPAS.com – Misi pencarian planet-planet padat yang menyerupai Bumi ke seluruh penjuru langit segera dimulai. Teleskop Kepler milik badan antariksa AS (NASA) telah diaktifkan dan mengirimkan foto-foto langit pertamanya.
Foto tersebut menggambarkan luas cakupan yang akan disorot teleskop tersebut untuk mencari planet-planet lain di luar tata surya. Kepler diarahkan ke kawasan Cygnus-Lyra di salah satu sudut galaksi Bima Sakti yang paling padat bintang-bintang.
Salah satu foto menggambarkan kawasan yang mengandung 4,5 juta bintang. Lebih dari 100.000 di antaranya diperkirakan dikelilingi planet.
“Kami berharap dapat menemukan ratusan planet yang mengelilingi bintang-bintang tersebut, dan untuk pertama kalinya, kita bisa melihat planet-planet seukuran Bumi yang mengelilingi bintang serupa Matahari,” kata William Borucki, ilmuwan dari Pusat Riset Ames milik NASA di Moffett Field, California.
Selama 3,5 tahun ke depan Kepler hanya bertugas menyeleksi sasaran yang potensial. Teleskop tersebut akan mengamati langit terus-menerus dan melihat kemungkinan terjadinya kedipan di setiap bintang yang biasa terjadi karena planet melintas di depannya. Kamera 95 megapiksel yang dibawanya dapat mendeteksi perubahan cahaya bintang sangat kecil dari 20 bagian permil.
“Semua hal tentang Kepler sudah dioptimalisasikan untuk menemukan planet seukuran Bumi,” ujar James Franson, manajer proyek Kepler di Laboratorium Propulsi Jet, Pasadena, California. Ia mengatakan pemotretan akan dilakukan secara bertahap sampai bisa ditentukan bahwa di suatu bintang terdapat planet yang mirip Bumi.
INGIN MERASAKANBERADA DI LUBANG HITAM?
Okezone.com Rabu, 29 April 2009
COLORADO – Bagaimana rasanya jika Anda terjun bebas memasuki lubang hitam di luar angkasa? Pertanyaan ini akan dinilai terlalu muluk. Pasalnya belum pernah ada orang yang secara langsung merasakan masuk ke lubang hitam tersebut.
Namun berkat teori relativitas umum yang ditemukan Albert Einstein, kita bisa merasakan bagaimana rasanya terjun ke dalam lubang hitam luar angkasa. Anda tertarik?
Andrew Hamilton, profesor astrofisika dari University of Colorado merancang visualisasi yang menggambarkan keadaan jika seseorang tersedot oleh lubang hitam raksasa di pusat galaksi Bimasakti.
Untuk menciptakan visualisasi ini membutuhkan lebih dari 100.000 kode komputer yang kemudian dapat dilihat pada gambar simulasi, demikian keterangan yang dikutip dari
CNN, Rabu (29/4/2009).
Untuk masuk ke dalam lubang hitam, Anda perlu mencapai apa yang disebut dengan event horizon, yaitu satu-satunya batas alam di mana jika seseorang masuk ke dalamnya tidak dapat lagi keluar. Semakin raksasa ukuran lubang hitam, semakin besar titik event horizon mengitarinya.
“Ketika Anda mencapai horizon, dia tidak bisa menyaksikan sesuatu yang istimewa. Namun orang lain yang mengamati di luar sana akan melihat Anda membeku di tempat tersebut dan menjadi semakin kabur karena cahaya yang dipancarkan pada batas horizon membutuhkan waktu lama untuk berpendar,” demikian ujar Hamilton.
Banyak orang salah persepsi dengan berpikir bahwa pada saat itu seseorang akan tertelan dalam kegelapan, namun sebenarnya yang terjadi adalah pemandangan di luar alam semesta akan terdistorsi.
(srn)
TERNYATA GALAKSI BIMASAKTI DIPREDIKSI LEBIH RINGAN DARI MATAHARI
Okezone.com Kamis, 29 Mei 2008 – 09:20 wib
CALIFORNIA – Menurut penelitian yang baru-baru ini dilaksanakan, Galaksi Bimasakti diprediksi memiliki beban sekira satu triliun lebih ringan dibanding matahari.
Sebelumnya, diprediksi berat galaksi bimasakti hanya berada dikisaran 750 miliar hingga 2 triliun berat matahari. Namun prediksi ini ternyata salah dan para ilmuwan percaya bahwa ukuran berat kali ini sudah benar karena telah melalui metode yang diperbaharui.
Berat galaksi ini diperkirakan dikontribusi oleh beberapa elemen di dalamnya seperti perpaduan antara bintang, gas, debu dan sebuah senyawa gelap yang masih belum diketahui namanya.
“Galaksi ini ternyata memiliki berat yang lebih ringan dibanding yang sebelumnya telah kita duga. Ini artinya senyawa lain yang ada dalam galaksi tersebut masih tergolong sedikit sehingga konversi suplai hidrogen dan helium ke beberapa bintang akan lebih efisien,” ujar juru bicara observatorium astronomi nasional China Xiangxiang Xue seperti dikutip melalui
Space.com, Kamis (29/5/2008).
Dugaan sementara didasari pada jumlah total beban dari sekira kurang dari 500 objek di galaksi. Sedangkan metode baru ini didasari pada data sekira 2.400 bintang yang ada di galaksi.